Nabi Mencintai Kucing :)

Rabu, 19 Januari 2011

Alasan Mengapa Nabi Sangat Suka Kucing

Selasa, 02 Maret 2010 , Posted by beye at 22.58
Anda sekalian pasti sering denger kalau Nabi suka banget sama kucing, tapi emang Nabi sangat sayang semua binatang dan mereka semua diperlakukan baik oleh Nabi.


Kucing itu lucu...

Banyak kisah-kisah tentang kucing (karena kucing memang binatang yang banyak berkeliaran disekitar manusia). Bahkan Nabi juga memiliki kucing peliharaan. Setiap Nabi menerima tamu di rumah, Nabi SELALU ngegendong mueeza (nama kucingnya) dan diletakkan dipahanya. Nabi bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Salah satu sifat Mueeza yang paling Nabi demen:
Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya ky ngikutin lantunan suara adzan

Terus, pernah juga saat Nabi mau mengambil jubahnya, eh.. ada Muezza lagi bobo diatasnya.. Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya, tujuannya supaya gak ngebangunin Muezza. Pas Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu.
Nabi menekankan di beberapa hadisnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

Lantas kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?

Fakta-fakta ilmiah keistimewaan pada Kucing

  • Fakta pertama: Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
  • Fakta kedua: Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.
Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
  1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
  2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
  3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
  4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
  5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
  • Fakta ketiga: Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.
Bahkan di zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan, selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress

Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang Kuman

Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya manusia 1/4 anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Sisa makanan kucing hukumnya SUCI

Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.
Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?
Ia menjawab, “Ya.
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.
Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkari Malik, Ahmad, dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
Lihat begitu luar biasanya kucing itu, bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Nabi. Namun sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal kalau teliti lebih lanjut, toxoplasma itu adalah sejenis bakteri yang dapat hidup dibinatang apa saja. Catatan dalam penelitian ilmiah para peneliti, Anjing dan Babi adalah rekor terbanyak hewan yang mengandung penyakit ini. Tapi kenapa, justru kucinglah yang dijadikan kambing hitamnya?
Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
  1. Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya.
  2. Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang).
  3. Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
  4. Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital.
  5. Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit dari intermediate host dapat menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA. Bedanya dengan kucing, Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces atau kotorannya.
Mungkin karena alasan inilah maka kucing menjadi tersangka utama toxoplasma bagi sebagian kita. Sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya.
Tips untuk Menghindari Toxoplasma:
  1. Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir SELALU dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
  2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
  3. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masaklah terlebih dahulu.
  4. Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
  5. Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
  6. Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
  7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
  8. Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
  9. Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
  10. Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.
Sedangkan khusus untuk ASMA, orang biasa mengait-ngaitkannya akibat dengan bulu-bulu kucing. Padahal belum tentu demikian.
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Penyakit ini salah satunya dikarenakan kelainan di paru atau di jantung yang bersifat keturunan (biasanya sejak kecil gejalanya sudah mulai tampak).
Khusus asma yang disebabkan kelainan di paru-paru saja, ada yang bersifat intrinsik (dalam tubuh sendiri), dan ekstrinsik baik psikosomatitik (dipacu beban psikis tertentu) maupun non-psikosomatitik – biasanya mirip penderita alergi (tak tahan atau salah tanggapan sistem imun). Dari analisa kemungkinan jenis dan penyebab sesak, tentulah yang bersifat ekstrinsik yang dapat sembuh dengan menghindari atau menetralisir pencetus timbulnya serangan asma.
Jadi orang yang kambuh asmanya itu bukan hanya karena bulu kucing, tetapi bisa juga karena debu, sesak dalam keramaian, stress, asap, serbuk bunga, udara dingin, olahraga, dll. Sebenarnya bulu kucing hanyalah menjadi PEMICU, sama seperti faktor-faktor yang lain

Kentut, Proses yang Rumit

Sabtu, 15 Januari 2011


Seorang bapak terbaring lemas di salah satu kamar perawatan rumah sakit setelah menjalani operasi dengan bius total. Bapak tersebut berkeluh kesah, berkata haus dan lapar, tetapi keluarganya tidak berani memberikan air setetes pun dan hanya bisa berkata, “Pak jangan dulu minum, kan belum kentut. ” Kehadiran sang kentut amat dinanti karena setelah kentut, si bapak baru bisa minum dan makan. Mengapa?
Kentut biasanya dianggap sebagai hal yang sepele dan “angin lalu”. Sebagian besar masyarakat menempatkan dan membahas kentut hanya dari sisi etika dan adat kesopanan. Sering kali cara orang berkentut dijadikan ukuran seberapa jauh orang tersebut memahami sopan santun yang berlaku di masyarakat.Tidaklah mengherankan jika kemudian banyak orang merasa malu jika ketahuan kentut.
Pada tahun-tahun sekitar 40 sebelum Masehi, masyarakat Romawi kuno menga- lami masa-masa ketika kentut di tempat-tempat umum dinyatakan terlarang secara tertulis dalam undang-undang. Namun, Kaisar Claudius kemudian mengubah undang-undang tersebut, karena menurut para ahli sejarah mungkin disebabkan kaisar tersebut sering kentut sembarangan.
Mengeluarkan kentut dianggap sesuatu yang tidak sopan pada kebanyaka kebu- dayaan.
Di dalam tatanan adat istiadat masyarakat Indonesia yang terdiri atas hermacam-macam suku ini masalah kentut tersebut juga menduduki tempat yang penting. Di daerah tertentu yang menyatalcan bahwa bila seorang calon menantu membuang angin sehingga terdengar oleh calon mertua, sang mertua akan segera memutuskan hubungan dengan calon menantunya.
Amat jarang orang menempatkan persoalan kentut dan sisi ilmiah. Paling tidak, kentut dipahami sebagai bagian dari sistem kehidupan yang ada dalam tubuh kita (manusia), sehingga dari pemahaman terhadap masalah kentut tersebut, kita juga bisa secara tepat bagaimana mengelola tubuh kita. Dengan alasan itulah, kita sudah saatnya tidak lagi memandang remeh, apalagi hina, terhadap kentut.
Di luar negeri, kentut yang istilah ilmiahnya “flatulence”, “flatulency”, atau “flatus”, bukanlah peristiwa biasa. Untuk membuktikannya, coba cari saja kata kunci tiga frasa tersebut di mesin pencari internet. Jangan heran, jika hingga 2008 tak kurang dari 347.000 rujukan ilmiah tentang kentut. Kajian ilmiah tersebut diterbitkan oleh beragam jurnal ilmiah dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu gizi, kedokteran, hingga kesehatan dan pengobatan.
Jangan menahan kentut
Kentut adalah perpindahan gas dari dalam tubuh, terutama dari usus keluar melalui anus. Gas ini berisi nitrogen, oksigen, metana (diproduksi bakteri atau kuman dan mudah terbakar), karbon dioksida, hidrogen, dan lain-lain. Kentut menandakan peristaltik (pergerakan) usus yang berfungsi dengan baik, sehingga orang pascaoperasi dengan bius total baru dapat diberi minum dan makan setelah kentut.
Pada kondisi tubuh yang normal, kentut merupakan tanda normalnya aktivitas sistem pencernaan. Sementara itu, kentut yang berlebihan atau tidak kentut sama sekali merupakan tanda adanya iritasi pada perut atau saluran cerna. Kentut tidak beracun, gas ini secara alami merupakan komppnen dari usus yang normal. Meskipun demikian, ketidaknyamanan dapat terbentuk saat tekanan gas semakin tinggi.
Dalam buku The Flatuosities, yang ditulis Hippocrates disebutkan bahwa beraneka ragam penyakit dapat timbul akibat tidak kentut karena berlebihannya gas yang terkumpul dalam perut.Secara teoritis, seseorang dapat menderita gangguan susah buang air besar bila menahan kentut. Tidak semua gas kentut keluar dari dalam tubuh melalui anus. Ketika tekanan parsial berbagai komponen gas usus lebih tinggi daripada tekanan parsial dalam darah, komponen-komponen tersebut masuk ke dalam sistem peredaran darah melalui permukaan usus melalui proses difusi.
Pada saat darah mencapai paru-paru, dengan proses difusi gas-gas tersebut dapat keluar dari darah dan keluar pada saat mengeluarkan napas. Jika seseorang menahan kentut pada saat siang hari, gas kentut tersebut akan keluar selama kita tidur dalam kondisi relaksasi. Adakalanya gas kentut terjebak pada saat pembentukan feses (kotoran) dan keluar bersamaan dengan proses buang air besar.
Sering disalahtafsirkan
Kebiasaan menelan udara tanpa disadari dilakukan oleh setiap orang. Pada saat-saat tertentu, seperti dalam keadaan tegang atau stres, udara yang tertelan dapat semakin banyak. Udara tersebut masuk ke lambung dan dapat dikeluarkan lagi atau terus masuk ke dalam usus. Kebiasaan menelan udara juga berhubungan dengan kelainan-kelainan fungsi saluran cerna.
Sejumlah udara juga ikut tertelan bersama-sama dengan makanan, minuman, atau ludah yang ditelan. Jumlah yang tertelan meningkat pada orang yang cepat makannya, pada kaum perokok, dan mereka yang emosinya tak stabil. Biasanya setelah makan, udara yang tertelan ini keluar dengan sendirinya dengan berta- hak. Akan tetapi, pada orang-orang tertentu udara tersebut tidak dapat keluar
dengan sendirinya.Udara yang terkumpul di lambung dan menyebabkan sindroma magenblase.
Udara yang diproduksi pada fermentasi oleh bakteri-bakteri dalam kolon. komposisi dan volumenya bergantung pada sisa makanan dan jenis bakteri, terutama yang bersifat anaerobik. Jenis sisa makanan dengan sendirinya dipengaruhi oleh komposisi makanan sehari-nari, golongan legume atau kacang-kacangan merupakan salah satu makanan yang menyebabkan pembentukan gas dalam perut.
Pada sistem pencernaan manusia, kesulitan pembuangan gas sebagai kentut antara lain memang disebabkan gas berada dalam gelembung-gelembung kecil yang menyerupai busa. Pembentukan gelembung ini ternyata dibantu oleh lendir dalam saluran pencernaan. Peranan lendir ini telah dibuktikan dalam berbagai per- cobaan di antaranya pertama objek percobaan yang diminta meminum lendir ternyata mengalami gejala-gejala yang serupa dengan gangguan karena pengumpulan gas dalam perut. Objek penelitian kedua telah terbukti ada kore- lasi antara kekentalan mukus dalam perut dan tingkat beratnya keluhan penderita. Stres ikut meningkatkan pembentukan mukus atau sekresi mukus dalam saluran pencernaan.
Pengumpulan gas dapat menimbulkan keluhan-keluhan perut kembung, mulas- mulas, dan berbagai keluhan lain. Demikian kompleksnya gejala-gejala ini sehingga sering disalah-tafsirkan sebagai penyakit organik seperti batu empedu. Gas yang terkumpul di dalam lambung dapat mendorong hemidiaphragm ke atas dan menekan jantung. Ini dapat menimbulkan gejala-gejala nyeri pada perut kiri atas yang kadang-kadang menjalar Ke leher. ***
foto:aitioneyai08.files.wordpress.com

Keringat Berlebih? No way!

Selasa, 11 Januari 2011


Menurut om Wikipedia, Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada kulit mamalia. Kandungan utama dalam keringat adalah sodium klorida (bahan utama garam dapur) selain bahan lain (yang mengeluarkan aroma) seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan 4-metilfenol (p-kresol).
Pada manusia, keringat dikeluarkan untuk mengatur suhu tubuh, walaupun ada yang beranggapan bahwa komponen dari keringat laki-laki dapat berfungsi sebagai pheromon[1].
Penguapan keringat dari permukaan kulit memiliki efek pendinginan karena panas laten penguapan air yang mengambil panas dari kulit. Oleh karena itu, padacuaca panas, atau ketika otot memanas karena bekerja keras, keringat dihasilkan. Keringat meningkat dalam keadaan gugup dan mual, serta menurun dalam keadaan demam. Hewan-hewan yang memiliki sedikit kelenjar keringat, seperti anjing, menurunkan temperatur tubuh dengan membuka mulutnya sambul menjulurkan lidah (terengah-engah), sehingga air menguap dari rongga mulut dan pharynx-nya. Hewan primata dan kuda, memiliki kelenjar keringat di ketiak seperti pada manusia.

Keringat berlebih? Pasti gak mau kan jadi pusat erhatian gara-gara keringat berlebih di ketiak? Trus gimana cara mengatasinya? Check this out.

Upaya Sederhana
Kembali pada penyebab axillary hiperhidrosis. Sampai saat ini belum ada keterangan yang lebih spesifik tentang keadaan yang sifatnya sangat individual ini. Hanya faktor genetik dan kondisi jiwa yang sedang cemas atau stres yang disebut-sebut sebagai pemicu hiperaktifnya sistem saraf simpatis untuk merangsang kerja kelenjar keringat, sehingga produksinya yang melimpah timbul sebagai akibatnya. Sungguhpun persoalan ini mungkin kurang memiliki makna esensi yang dalam, tetapi betapa tidak nyamannya jika daerah di bawah lengan kita selalu basah disertai bau kurang sedap yang mengalir dari dalamnya.
Menghadapi persoalan yang terutama lebih banyak meresahkan kaum wanita ini, berbagai upaya sederhana sering kita dengar telah coba diterapkan. Apakah dengan menggunakan pakaian dari bahan yang mudah menyerap keringat, misalnya katun. Minum berbagai ramuan jamu tradisional seperti loloh daun beluntas, kunyit asem, dan sebagainya. Mengurangi atau menghindari produk makanan yang banyak mengandung terasi yang memang memiliki aroma yang dahsyat. Menggunakan bedak atau mengoleskan sejumlah mangir-boreh tertentu pada ketiak. Menggunakan antiperspirant, atau minyak wangi untuk melawan bau badan.
Apabila berbagai upaya di atas tidak membuahkan hasil seperti apa yang diharapkan, berikut ini beberapa pilihan upaya medis sebagai salah satu alternatif jalan keluar yang mungkin dapat dicoba dilakukan:

1. Bila penggunaan antiperspirant biasa tidak mempan untuk mengerem produksi kelenjar keringat yang berlebihan, cobalah gunakan antiperspirant dari golongan yang lebih kuat. Sebagai contoh, drysol atau certain dry. Pada beberapa orang yang memiliki jenis kulit yang sensitif, bahan aktif yang terkandung di dalamnya kadang-kadang menimbulkan efek iritasi pada kulit. Maka gunakanlah pada malam hari serta tidak lupa untuk membersihkannya pada pagi berikutnya. Efek yang diharapkan biasanya akan nampak dalam 1-2 minggu kemudian.
2. Injeksi botox pada ketiak, merupakan alternatif kedua yang dapat dipilih. Cara ini merupakan metode yang saat ini cukup laris di Australia dan Amerika Serikat sebagai salah satu alternatif pilihan antara lain karena efektivitasnya yang tinggi (efektif selama 6-8 bulan) dan sampai saat ini belum ditemukan adanya efek samping yang bermakna. Botox sendiri merupakan ekstrak dari toxin botulinum yang secara ajaib sangat potensial untuk menurunkan produksi kelenjar keringat pada daerah yang disuntikkan. Selain untuk mengatasi prolem seputar keringat yang berlebihan, injeksi botox secara luas dimanfaatkan untuk mengatasi kerut-kerut kulit pada wajah atau bagian tubuh lainnya.
3. Meminum obat golongan anticholinergic. Obat ini bekerja untuk memblok sistem saraf simpatis yang salah satu fungsinya bertanggung jawab untuk merangsang kerja dari kelenjar keringat ini. Obat oral ini dilaporkan dapat pula menurunkan produksi keringat yang dihasilkan. Tetapi sayangnya obat ini terlalu banyak menciptakan efek samping yang justru menimbulkan keresahan baru bagi kita ketimbang problem intinya sendiri. Antara lain, suasana mulut yang berubah menjadi kering, pandangan mata yang mengabur, terjadinya gangguan pada proses buang air kecil atau besar dan sebagainya.
4. Pilihan lain yang dalam kapasitasnya menjadi alternatif yang boleh dikata paling jarang diminati masyarakat adalah apa yang dikenal orang sebagai endoscopis transthoracic sympathectomy. Teknik ini merupakan suatu metode operasi untuk memotong sebagian saraf simpatis yang bertanggung jawab pada terbentuknya keringat berlebihan pada ketiak. Metode ini juga menyebabkan timbulnya keringat berlebihan baru pada tempat lain sebagai suatu mekanisme kompensasi tubuh. Lokasinya biasanya pada dada atau punggung.
Pada akhirnya, apapun yang menjadi pilihan kita dengan berbagai pertimbangan untung ruginya segalanya kembali pada kebijakan kita. Semoga informasi sederhana ini dapat membantu.
* dr. Ossyris Abu Bakar,
Adelaide 2003

Rasa Lapar

Senin, 10 Januari 2011

Hello! This is my first post. Terinspirasi dari kejadian-kejadian sederhana di kehidupan sehari-hari yang mungkin sering diabaikan. Gak baik mengabaikan hal-hal kecil lho.. Okay, lets check this out ^^


Tiap orang pasti pernah lapar, kan? mm mungkin ada yang gak pernah lapar? Angkat tangan! Tiap mahluk hidup pasti punya rasa lapar, kecuali yang gak idup :D
btw, tau gak apa lapar itu?


Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrim dari nafsu makan normal. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.


Oh ya, tau gak? Ternyata rasa lapar menyeb
abkan kebahagiaan! Belum tau? Baca deh yang dibawah :)


Pada saat tubuh memerlukan tambahan kalori, kadar hormon ghrelin meningkat. Ini adalah hormon yang secara tradisional menimbulkan rasa lapar. Temuan riset terbaru mengatakan, rasa lapar ini bisa saja sebagai efek samping dari tugas utama ghrelin sebagai pembasmi stres. Periset memanipulasi kadar ghrelin dalam hewan percobaan dengan beberapa variasi metode termasuk pembatasan kalori, suntikan ghrelin, dan rekayasa genetika.
Hasilnya, hewan percobaan yang dibatasi aktifitas ghrelin-nya tampak depresi. Jika dikondisikan untuk berenang, sama sekali tidak menunjukkan minat. Jika disatukan dengan sesamanya,
cenderung untuk menyendiri. Perilaku itu akan sama sekali berbeda jika diberikan obat antidepresi kadar rendah, yang umumnya diresepkan pada manusia.
Hewan yang memiliki kadar ghrelin tinggi dapat berenang dengan enerjik, mencari celah untuk kabur dan semangat menjelajah daerah baru. Dengan kata lain memiliki perilaku sosial
lebih baik. Berdasarkan riset itu, peneliti berkesimpulan bahwa rasa lapar
dapar menyuntikkan rasa bahagia. Mendapat makanan terutama di alam liar
memerlukan konsentrasi, kadangkala kerjasama dengan
pihak lain. Dengan kata lain hormon ghrelin memotivasi untuk lebih fokus.


Seperti yang dimuat dalam jurnal Nature Neuroscience edisi Juli 2008, rasa lapar bukan penyebab stres, karena ghrelin meningkat. Stres dapat ditimbulkan oleh gelisah dan lingkungan. Inilah sebabnya kenapa banyak orang bersantap dalam jumlah besar ketika sedang dalam tekanan. Padahal jika mengindari santap
makanan kecil terlalu berlebihan, kata periset, kadar ghrelin tetap tinggi dan membantu melawan stres secara alami. Pelan-pelan menjadi kalem dan menguasai diri sendiri. Tanpa bantuan obat, tanpa
santap berlebihan.


(Sumber: author unknwon)